Summit Rinjani 3726 mdpl
diambil menggunakan kamera mirrorless Panasonic Lumix DMC GX8
tak terpikirkan di kepalaku bahwa akan sampai di puncak ini, salah satu puncak tertinggi di Indonesia. pengalaman yang sangat berharga bagiku. aku bukan Mapala, aku juga bukan doyan naik gunung, aku hanya sekedar penikmat alam dunia ini. melihat salah satu keindahan dunia ini, bisa mengajarkanku banyak hal. apalagi perjuangan untuk sampai kesini. Sebelum ke tempat ini, aku mencari-cari video lewat youtube mengenai Rinjani, treknya, pemandangannya, bahkan sampai ke angker2nya. Perjalananku dimulai pada tanggal 13 Agustus 2017 kemarin. Berangkat dari Yogyakarta menuju Banyuwangi. sebelum berangkat, malamnya kami mempersiapkan diri, peralatan, dan budget tentunya. berangkat dari stasiun Lempuyangan pkl. 07.00 WIB. perjalanan yang cukup panjang 12 jam untuk bisa sampai di banyuwangi. oh iya aku berangkat itu bareng rombonganku. kami semua berjumlah 13 orang, akan tetapi yang paling pertama berangkat itu adalah 9 orang, sedangkan yang 3 orang lainnya menyusul naik pesawat dan satunya lagi sudah menunggu disana di Lombok. oke balik lagi ke dalam perjalananku. dalam perjalananku, kami semua hanya mengingat ingin sampai ke puncak, karena itu tujuan kami kesana. di dalam kereta, kami ngobrol bercerita, ada yang menulis rencana kita begitu sampai disana. sebelum sampai di Banyuwangi, kami bertemu seorang tante yang asalnya dari Bali. kami ngobrol bareng dy. dy banyak bercerita pengalaman dy sewaktu traveling juga. dan sampai memberikan kontaknya ke salah satu temanku. Sesampai di Banyuwangi, kami pun melanjutkan perjalanan dengan tante waktu di dalam kereta. karena dy baik, dy mau skalian barengan bareng kita ke Balinya. kami di ajak makan bersama di tempat biasa ia mkan di Banyuwangi. makannya lumayan enak, ya mungkin karena lapar juga kali ya. sesudah itu kami berjalan kaki menuju ke Pelabuhan Ketapang. penyeberangan itu memakan waktu sekitar setengah jam - 1 jam-an. sesampai di Bali tepatnya di pelabuhan Gilimanuk, kami berpisah dengan tantenya. dan langsung di tawari bis. tetapi kami tidak sendirian, ada juga rombongan yang sama tujuan dengan kami yaitu Rinjani. akhirnya kita semua barengan. perjalanan dari pelabuhan Gilimanuk ke Pelabuhan Padang bai cukup memakan waktu sampai 5 jam. sampai di Pelabuhan Gilimanuk sekitaran jam 05.00 subuh tepatnya, kami berpisah dengan rombongan tadi. dan langsung memesan tiket pelabuhannya. dalam perjalanan menuju Lombok kami disuguhkan dengan pemandangan Sunrise yang begitu indah dari laut. setelah melihat sunrise, kami pun melanjutkan tidur lagi. dan kira-kira perjalanannya memakan waktu 5-6 jam. begitu sampai di Lombok, kami sudah di jemput oleh teman kami yang berada disana. sampai disana sudah siang, dan tidak menunggu lagi. kami pun langsung berangkat ke tempat penginapan. di tengah perjalan, macet! karena pada saat itu ada lomba 17 Agustus sehingga kami sampai malam hari. tak lupa di tengah perjalanan kami singgah, dan membeli perlengkapan naik gunung kami, baik itu kelompok maupun pribadi. dan di malam hari, ketiga dari teman2 sisanya telah sampai di Lombok. besok harinya tangal 15 Agustus, kami berangkat dari tempat penginapan menuju basecamp. dalam perjalanan, kami banyak disuguhi pemandangan2 alam disana, masuk daerah pegunungan, kami menjumpai banyak monyet yang berkeliaran disana. sampai di basecamp, kami langsung mendaftarkan diri untuk peserta pendaki. dan kebetulan peserta pendaki waktu itu sangat banyak. setelah itu kami singgah buat makan sejenak. setelah istirahat dan kami pun memulai start pendakian. ya kalau masih awal sih, jalannya masih landai, banyak disuguhi pemandangan, sesekali beristirahat. begitu sampai di pos 2, karena tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan perjalanan karena malam telah tiba. kami memutuskan untuk mendirikan tenda, tetapi tenda kami buat di bawah jembatan, lewat sedikit dari pos kedua. dalam perjalanan itu cukup menguras tenaga juga, sampai aku dan teman-teman merasakan keram pada kaki kami. ya mungkin karena sudah lama gak pernah naik lagi. untung kami membawa counterpain pada saat itu. alat p3k lengkap kami bawa. esok harinya kami melanjutkan perjalan, baru melewati sedikit pos 2, kami disuguhkan dengan bukit penyesalan. wah gila itu bukit sungguh banyak banget menguras tenaga kami semua. disamping curam, ada yang berpasir, sehingga apabila kita melangkah 1 kaki, maka kaki kita akan keundur 2 langkah kebelakang saking berpasirnya. dan juga panas terik mataharinya yang sungguh panas dan membakar kalori kita.
foto sembalun tempat perkemahan.
diambil menggunakan kamera hp Xiaomi mi5s.
sesampai di sembalun, kami mendirikan tenda. oh iya yang duluan sampai aku sama temanku. kemudian disusul oleh mereka. malam harinya kamipun tidur cepat sehabis makan, untuk persiapan bangun jam 12 malam dan naik summit. ketika jam 12 malam kami semua pun bangun, memasak air panas. begitu jam 1 subuh kami berangkat dari tenda menuju rintangan yang sesungguhnya. gila ini treknya atau apa. sumpah treknya itu sangat-sangat menyiksa. itupun kami tidak membawa carir kami. tetapi memang treknya sungguh amat sulit. pendaki lain pun demikian tidak ada yang membawa karir untuk trek summitnya. di perjalan, aku dan kawan-kawan lain terpisah. aku dan kawanku satu sudah duluan. kami sampai di puncaknya pagi sekitaran jam 7 pagi. itupun dalam perjalanan aku sempat istirahat sebentar tidur. di tengah perjalanan kami menjumpai para pendaki lain isitirahat. ada yang sedang tidur. dan banyak juga yang sudah tidak mampu lagi untuk naik, segera turun. tetapi niat aku waktu itu adalah gimana caranya harus sampai kepuncak. dan bekalku pun gak ada sama sekali. cuman bawa kamera toh, dan air sama sekali tidak dibawa. perjalanan paling menyiksa, kena dehidrasi. salah satu alat bantuan untuk minum ya dengan air ludahku sendiri. temanku yang satu dy sudah mencapai puncaknya. sedangkan aku masih dalam perjalanan. yang ku pikirkan waktu itu, adalah gak akan balik kalau belum sampai puncak. dan perjuanganku tidak sia-sia. begitu sampai di puncak temanku langsung menyambutku, dan mengucapkan selamat sudah sampai. ada kebanggaan tersendiri buat aku waktu itu bisa sampai duluan. kawan-kawanku yang lain sampai di puncak sekitaran jam 9 lewat - 10 siang di puncaknya. gila, dari jam 1, perjuangan sampai kepuncaknya itu coy, benar-benar kayak mau mati saja daripada harus sampai. tetapi memang untuk naik ke salah satu puncak tertinggi di Indonesia, bukan hanya sekedar mental fisik, melainkan tekad kita.
treking summit Rinjani
diambil menggunakan kamera Panasonic Lumix DMC GX8
ini salah satu trek menuju sumiitnya. memang kalau menurutku, kita wajib membawa traking pole karena itu sangat berguna sekali di trek summit seperti ini. juga sepatu yang benar-benar kuat. sepatu aku saja begitu balik dari puncaknya sampai kerobek dan hampir tak layak untuk di pakai. dan selalu ingat untuk membawa air minum, dan jaket yang harus benar-benar tebal karena sudah dingin dan treknya bikin minta ampun sangat. aku saja waktu itu, gak menyangka gunung ini bisa buat aku sampai menjadi kecapean yang seperti ini. kebetulan dari 13 orang ini pula, yang berhasil sampai kepuncaknya hanya 10 orang. ketiga sisanya sudah gak kuat dan memilih untuk balik.
kemudian besoknya kami melanjutkan perjalanan lagi menuju danau segara anak untuk tempar ngecamp terakhir kami sebelum turun. kami berangkat dari sembalun jam 10 siang. gila trek menurunnya pun terjal dan berkabut tebal. sehingga pandangan kita hanyak berjarak 15 meter saja. tetapi setelah beberapa jam kemudian kabut tebalnya pun hilang seketika, dan tentu saja waw lagi-lagi disuguhkan pemandangan yang takjub mata.
foto ini diambil dalam perjalanan turun ke danau Segara Anak
menggunakan kamera Mirrorless Panasonic Lumix DMC GX8
sudah naik nya menyiksa, turun ke danau Segara Anak juga cukup menyiksa, capek tapi setelah melihat pemandangan seperti ini, telah membangkitkan semangat kami untuk tetap melanjutkan perjalanan.
Gunung Barujari anak dari Gunung Rinjani
diambil menggunakan kamera Mirrorless Panasonic Lumix DMC GX8
setelah sampai di danaunya kami langsung mendirikan tenda. dan tidak lupa kami dari jogja sudah membawa pancing untuk memancing di lokasi danaunya.
besoknya kami pun turun dari danaunya. dan ini perlu di ingat, dalam perjalanan turun-nya sangat menyiksa. padahal turun, tapi kok kita harus naik lagi. bingung dengan cerita aku. nanti kalian rasakan sendiri akan tahu. yang pasti mau naik, apa turun dari sana, sungguh menguras tenaga dan sangat lelah. akan tetapi pengalaman yang didapatkan sebanding dengan capeknya.
itulah review aku tentang mendaki salah satu puncak tertinggi di Indonesia yaitu Rinjani, Lombok, NTB, Indonesia.